KEBHINEKAAN INDONESIA
Menurut para ahli
sejarah, motto "Bhineka Tunggal Ika" pertama kali dijumpai naskah
"Sutasoma". Naskah ini ditulis oleh Mpu Tantular saat Raja Hayam
Wuruk, penguasa Kerajaan Majapahit (1350-1389). Potongan pernyataan
"Bhineka Tunggal Ika" dipetik oleh Prof. Muh. Yamin dan disahkan
sebagai semboyan negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.
Ø Dengan bercermin pada fakta sejarah itulah, filsafah
"Bhineka Tunggal Ika" dijadikan motto perjuangan para perintis
kemerdekaan bangsa Indonesia. Buktinya di zaman Kebangkitan Nasional, bangsa
Indonesia tidak lagi berjuang untuk suku bangsa atau derah tertentu, tetapi
untuk seluruh bangsa Indonesia. Puncaknya tercetus melalui "Sumpah
Pemuda" pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai kelompok
suku bangsa di Indonesia bersumpah akan adanya bangsa yang satu, tanah tumpah
darah yang satu, dan berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Ø Motto Bhenika Tunggal Ika dituliskan pada sehelai pita yang
dijepit diantar kadua kaki burung Garuda. Moto ini melambangkan adanya semanga
kesatuan dan persatuan bagi seluruh bangsa Indonesia. Semangat kesatuan kita
perlukan, karena kita menyadari bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari
berbagai golongan etnis, ras, agama, wilayah teritorial, dan lain sebagainya. Keragaman
tersebut hendaknya mengharuskan kita bangsa Indonesia untuk mengendalikan
perbedaan dari sekian persamaan sehingga terwujud integrasi nasional. Semangat
persatuan kita perlukan karena kita menyadari beragamnya faham dan kepentingan
golongan maupun perorangan. Dengan sikap toleransi yang mendalam serta memahami
konsep "meskipun berbeda tetap satu". bahwa dalam keanekaragaman dan
perbedaan itu terdapat persamaan, persamaan yang mewarnai kebudayaan Indonesia
sehingga dapat mempersatukan masyarakat yang beraneka ragam.
Kebhinekaan merupakan
realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya untuk mendorong
terciptanya perdamaian dalam kehidupan Bangsa dan Negara. Kebhinekaan harus
dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan
kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi maupun ideologi menjadi bagian
tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika dan
toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan bangsa. Semboyan
bangsa Indonesia tersebut tertulis pada kaki lambang negara Garuda Pancasila.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu, kita harus
benar-benar memahami maknanya. Selain semboyan tersebut, negara kita juga
memiliki alat-alat pemersatu bangsa sebagai berikut.
a. Dasar
Negara Pancasila.
b. Bendera
Merah Putih sebagai bendera kebangsaan.
c. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan.
d. Lambang
Negara Burung Garuda.
e. Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya.
f. Lagu-lagu
perjuangan.
Persatuan dalam
keberagaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keberagaman
harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal
sebagai berikut.
a. Kehidupan
yang serasi, selaras, dan seimbang.
b. Pergaulan
antarsesama yang lebih akrab.
c. Perbedaan
yang ada tidak menjadi sumber masalah.
d. Pembangunan
berjalan lancar.
Macam macam kebhinekaan Indonesia:
1. Kebhinekaan
Mata Pencaharian
Indonesia merupakan
negara kepulauan dan memiliki kondisi alam yang berbeda-beda, seperti dataran
tinggi/pegunungan maupun dataran rendah/pantai sehingga masyarakat yang tinggal
didaerah tersebut harus menyesuaikan cara hidupnya dengan alam disekitarnya.
Kondisi alam juga mengakibatkan perbedaan mata pencaharian ada yang sebagai
petani, nelayan, pedagang pegawai, peternak dan lain-lain sehingga kebinekaan
mata pencaharian tersebut dapat menjalin persatuan karena satu sama lain saling
membutuhkan.
2. Kebhinekaan
ras
Letak Indonesia sangat
strategis sehingga Indonesia menjadi tempat persilangan jalur perdagangan.
Banyaknya kaum pendatang ke Indonesia mengakibatkan terjadinya akulturasi baik
pada ras, agama, kesenian maupun budaya. Ras di Indonesia terdiri dari Papua Melanesoid yang berdiam di Pulau Papua, dengan ciri fisik rambut keriting, bibir tebal dan kulit hitam. RasWeddoid dengan jumlah yang relatif sedikit, seperti orang Kubu, Sakai,
Mentawai, Enggano dan Tomuna dengan ciri-ciri fisik, perawakan kecil, kulit
sawo matang dan rambut berombak. Selain itu ada Ras MalayanMongoloid berdiam di sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di
Kepulauan Sumatera dan Jawa dengan
ciri-ciri rambut ikal atau lurus, muka agak bulat, kulit putih sampai sawo
matang. Kebhinekaan tersebut tidak mengurangi persatuan dan kesatuan karena tiap
ras saling menghormati dan tidak menganggap ras nya paling ungul.
3. Kebhinekaan
Suku Bangsa
Indonesia merupakan
negara kepulauan yang dipisahkan oleh perairan. Pulau-pulau terisolasi dan
tidak saling berhubungan. Akibatnya setiap pulau/wilayah memiliki keunikan
tersendiri baik dari segi budaya, adat istiadat, kesenian, maupun bahasa.
Adanya kebhinekaan tersebut menjadikan Indonesia sangat kaya. Walaupun berbeda
tetapi tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Terbukti dengan
menempatkan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan persatuan
4. Kebinekaan
agama
Masuknya kaum
pendatang baik yang berniat untuk berdagang maupun menjajah membawa misi
penyebaran agama yang mengakibatkan kebinekaan agama di Indonesia. Ada agama
Islam, Kristen Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu serta aliran
kepercayaan. Kebhinekaan agama sangat rentan akan konflik, tetapi dengan
semangat persatuan dan semboyan bhineka tunggal ika konflik tersebut dapat
dikurangi dengan cara saling toleransi antar umat beragama. Setiap agama tidak
mengajarkan untuk menganggap agamanya yang paling benar tetapi saling
menghormati dan menghargai perbedaan sehingga dapat hidup rukun saling
berdampingan dan tolong menolong di masyarakat
5. Kebhinekaan
Budaya
Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar. Budaya memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM kearah yang lebih
baik. Masuknya kaum pendatang juga mengakibatkan kebhinekaan budaya di Indonesia
sehingga budaya tradisional berubah menjadi budaya yang modern tanpa
menghilangkan budaya asli Indonesia sendiri seperti budaya sopan santun,
kekeluargaan dan gotong royong. Budaya tradisional dan modern hidup
berdampingan di masyarakat tanpa saling merendahkan satu sama lain
6. Gender/jenis
kelamin
Perbedaan jenis kelamin adalah sesuatu yang sangat alami, tidak menunjukkan
adanya tingkatan. Anggapan kuat bagi laki-laki dan lemahbagi perempuan, adalah tidak benar. Masing-masing mempunyai peran dan
tanggungjawab yang saling membutuhkan dan melengkapi. Zaman dahulu kaum
perempuan tidak diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya dan
seringkali tugasnya dibatasi hanya sekitar rumah saja. Pekerjaan rumah yang
itu-itu saja, dianggap tidak banyak menuntut kreatifitas, kecerdasan dan
wawasan yang luas, sehingga perempuan dianggap lebih bodoh dan tidak terampil.
Sekarang ini perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk sekolah, mengembangkan
bakat dan kemampuannya. Banyak kaum wanita yang menduduki posisi penting dalam jabatan publik
Indonesia merupakan
negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan konflik. Hal ini
disebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik, budaya,
agama serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia
merupakan negara yang memiliki keistimewaan keanekaragaman budaya, suku, etnik,
bahasa, dan sebagainya dibandingkan dengan negara lain.
Pada dasarnya
keberagaman masyarakat Indonesia menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam di
setiap warga negara Indonesia. Namun, dalam kenyataanya masih ada konflik yang
terjadi dengan mengatasnamakan suku, agama, ras atau antargolongan tertentu.
Seharusnya kebhinekaan
menjadi modal bagi bangsa ini untuk menjadi bangsa yang kuat. Untuk
mendukungnya, diperlukan persatuan yang kokoh dan kuat. Namun, masih banyak
permasalahan yang harus diselesaikan. Salah satunya masih terjadi bentrokan
yang mengatasnamakan suku tertentu dalam hal penggarapan lahan pertanian atau
hutan. Hal ini menunjukkan belum adanya kesadaran akan sikap komitmen persatuan
dalam keberagaman di Indonesia. Komitmen akan persatuan akan tegak jika peraturan
yang mengatur masalah suku atau hak individu ditegakkan dengan baik. Jika
perselisihan ini diakibatkan karena masalah yang berkaitan dengan hukum,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur dalam
Pasal 28D Ayat (1) bahwa ”Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.” Dengan demikian, permasalahan dan perselisihan bisa dihindari dengan
memberikan perlindungan secara penuh kepada setiap warga negara. Untuk
mempersatukan masyarakat yang beragam, perlu ada toleransi yang tinggi
antarkebudayaan. Sikap saling menghargai antargolongan, mengenali, dan
mencintai budaya lain adalah hal yang perlu dibudayakan.
Contoh konkrit hal
tersebut adalah dengan mempertunjukkan tarian suku-suku yang ada di Indonesia.
Dengan demikian, setiap suku mempunyai rasa simpati satu sama lain. Persatuan
bangsa merupakan syarat yang mutlak bagi kejayaan Indonesia. Jika masyarakatnya
tidak bersatu dan selalu memprioritaskan kepentingannya sendiri, maka cita-cita
Indonesia yang terdapat dalam sila ketiga Pancasila hanya akan menjadi mimpi
yang tak akan pernah terwujud. Kita harus mampu menghidupkan kembali semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika”, yang berarti berbeda- beda tetapi tetap satu.
Keberagaman harus membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi dan
rasa saling menghargai untuk menjaga perbedaan tersebut. Kuncinya terdapat pada
komitmen persatuan bangsa Indonesia dalam keberagaman.
Jadi, kebhinekaan di
Indonesia adalah modal untuk menjadikan Indonesia bangsa yang kuat. Untuk mendukungnya
maka kita harus mencintai setiap perbedaan yang ada di Indonesia. Karena sejak
awal berdirinya Indonesia telah terdiri dari beraneka ragam RAS, maka kita
harus menjaga dan meningkatkan tolerasi kepada sesama demi terwujudnya
Indonesia yang lebih baik. Kita seharusnya dapat mencegah diri terlibat dalam konflik yang mengatas namakan
RAS. Karena seharusnya perbedaan dapat menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia.
Dan kita harus mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau
golongan.